Thursday, 16 July 2015

Proteksi Saluran Transmisi (Transmission Line Protection)

PROTEKSI SALURAN TRANSMISI

Masalah-masalah yang timbul pada saluran transmisi, diantaranya yang terutama adalah:

1.Pengaruh perubahan frekuensi sistem
Frekuensi dari suatu sistem daya berubah secara terus menerus dalarn suatu nilai batas tertentu. Pada saat terjadi gangguan perubahan frekuensi dapat merugikan baik terhadap peralatan ataupun sistem transmisi itu sendiri. Pengaruh yang disebabkan oleh perubahan frekuensi ini terhadap saluran transmisi adalah pengaruh pada reaktansi. Dengan perubahan frekuensi dari ω1 ke ω1’ dengan kenaikan Δω1, reaktansi dari saluran akan berubah dari X ke X’ dengan kenaikan ΔX. Perubahan reaktansi ini akan berpengaruh terhadap pengukuran impedansi sehingga impedansi yang terukur karena adanya perubahan pada nilai komponen reaktansinya akan berbeda dengan nilai sebenarnya.
2. Pengaruh dari ayunan daya pada sistem
Ayunan daya terjadi pada sistem paralel pembangkitan (generator) akibat hilangnya singkronisasi salah satu generator sehingga sebagian generator menjadi motor dan sebagian becbeban lebih dan ini terjadi bergantian atau berayun. Adanya ayunan daya ini dapat menyebabkan kestabilan sistem terganggu. Ayunan daya ini harus segera diatasi dengan melepaskan generator yang terganggu. Pada saluran transrnisi adanya ayunan daya ini tidak boleh rnembuat kontinuitas pelayanan terganggu, tetapi perubahan arus yang terjadi pada saat ayunan daya bisa masuk dalam jangkauan sistem pengamanan sehingga memutuskan aliran arus pada saluran transmisi. Suatu sistem proteksi harus dapat membedakan adanya ayunan daya ini dengan adanya gangguan.
3.Pengaruh gangguan pada sistem transmisi
Saluran transmisi mempunyai resiko paling besai bila mengalami gangguan, karena ini akan berarti terputusnya kontinuitas penyaluran beban. Terputusnya penyaluran listrik dari pusat pembangkitan ke behm tentu sangat merugikan bagi pelanggan terutama industri, karena berarti terganggunya kegiatan operasi di industri tersebut. Gangguan periyediaan listrik tidak dikehendaki oleh siapapun, tetapi ada kalanya gangguan tersebut tidak bisa dihindari. Oleh karena itu dipeilukan usaha untuk mengurangi akibat adanya gangguan tersebut atau memisahkan bagian yang terganggu dari sistem. Gangguan pada saluran transmisi merupakan 50% dari seluruh gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Diantara gangguan tersebut gangguan yang terbesar frekuensi terjadinya adalah gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, kaitu sekitar 85% dari total gangguan pada transmisi saluran udara. Suatu sistim proteksi harus dapat mendeteksi semua gangguan apakah itu gangguan antar fasa atau gangguan satu fasa ke tanah. Karena sifat-sifat gangguan tersebut berbeda maka untuk mendapatkan pengukuran yang betul adalah dengan mengukur impedansi yang berbeda-beda untuk setiap gangguan.



4.1 Sistem Proteksi
Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL untuk meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem proteksi, dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu:

  1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis.
  2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan.
  3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
  4. Sensitif : Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan, walau  gangguannya kecil sekalipun.
  5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin
  6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal
  7. Keamanan


4.2  Pemeliharaan Transmisi

Saat ini saluran transmisi yang banyak digunakan adalah saluran jenis udara. Pada saluran transmisi jenis udara, konduktor dalam bentuk kawat telanjang. Agar tidak membahayakan baik kepada sistem maupun aktivitas manusia, maka kawat telanjang ini ditopang oleh tiang penyangga yang sangat tinggi. Karena penghantarnya adalah kawat telanjang, maka udara bebas yang berfungsi sebagai media isolasinya. Akibatnya diperlukan jarak yang cukup agar isolasi udara bebas ini dapat benar-benar berfungsi sebagai isolasi baik antar fasa konduktornya maupun dengan benda atau mahluk hidup disekelilingnya. 
Pada dasarnya saluran transmisi bisa rusak, baik karena salah pengoperasian, maupun karena pengaruh alam sehingga peralatan SUTT tersebut rusak sebelum tercapai masa kerja yang telah ditentukan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan kerja dari SUTT yaitu dengan melakukan pemeliharaan SUTT tersebut. Metode pemeliharaan pada saluran udara tegangan tinggi dapat dilihat pada flow chart di bawah ini
                                                            Gb. 4. Flow-chart pemeliharaan

Pemeriksaan rutin merupakan pekerjaan pemeriksaan secara visual yang terdiri dari :

  • Ground patrol - Climb up inspection  Ground patrol Ground patrol adalah jenis pekerjaan pemantauan/pemeriksaan harian terhadap jalur transmisi tanpa memanjat tower dan dilakukan oleh line walker secara terjadwal, adapun obyek yang diperiksa adalah: - Kawat penghantar - Ground wire - Ruang bebas - Tower dan halamannya.
  • Climb up inspection Dari dua macam pemeriksaan rutin tersebut di atas, di sini akan dibahas tentang climb up inspection. Climb up inspection Merupakan jenis pekerjaan pemantauan/pemeriksaan jalur, ruang bebas dan komponen lengkap instalasi jaringan yang dilakukan dengan cara memanjat tower dan dilaksanakan secara rutin / terjadwal dimana jaringan dalam keadaan bertegangan. Tujuan climb up inspection : Untuk mengetahui kelainan kondisi instalasi secara dini, sehingga gangguan akibat kerusakan alat dapat dihindari. Obyek yang diperiksa adalah:

-  Besi Tower dan kelengkapannya
-  Kawat penghantar sekitar tower
-  Ground wire sekitar tower
-  Klem pemegang kawat dan asesorisnya
-  Isolator dan asesorisnya
-  Benda asing yang terdapat pada tower, isolator dan kawat

  • Melalui pemeriksaan ini diharapkan secara dini dapat ditemukan abnormaly atau kelainan-kelainan pada jaringan yang dapat menimbulkan gangguan. Sehingga kerusakan dapat segera ditanggulangi yang pada akhirnya keandalan penyaluran tenaga listrik tetap terjaga dengan baik. Pemeriksaan secara climb up dikerjakan pada jaringan dalam keadaan bertegangan serta mempunyai resiko yang sangat tinggi maka seorang pekerja climp up adalah seorang yang mempunyai persyaratan yang telah ditentukan. 

a.  Syarat – Syarat Pelaksana Climb Up Inspection
Untuk melakukan pekerjaan climb up inspection, harus dipenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan antara lain :
  1. Personil harus sehat jasmani dan rohani
  2. Personil harus mempunyai kemampuan / keterampilan dalam memanjat tower
  3. Jumlah personil yang memanjat minimal 2 orang
  4. Pekerja harus diawasi oleh pengawas pekerjaan 
  5. Tidak diperbolehkan bekerja jika cuaca buruk seperti angin kencang atau hujan. 
  6. Dan lain-lain.
     Peralatan Kerja Climb Up Inspection.
Sedangkan untuk peralatan yang dipergunakan untuk pekerjaan climb up inspection adalah sebagai berikut :

  1. Sabuk Pengaman
  2. Helm Pengaman 
  3. Sepatu Panjat 
  4. Kaca mata tahan silau
  5. Sarung tangan 
  6. Teropong
  7. Peralatan komunikasi 
  8. Kamera digital 
  9. Dan lain-lain 

4.3   Komponen yang diperiksa
Adapun komponen-komponen yang diperiksa dalam pengerjaan climb up inspection dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Adapun abnormally yang akan diperiksa pada masing-masing komponen tower dapat dibuatkan penggolongannya yang mana akan berfungsi untuk memudahkan pemeriksaan di lapangan. Penggolongannya dapat dibuat dalam suatu bentuk tabel tentang abnormally dari komponen yang akan diperiksa tersebut seperti tabel di bawah ini :                 
Tabel 3. Pemeliharaan alat Transmisi


             

No comments:

Post a Comment