Þ Kriteria dalam memilih pompa
Ø Pompa reciprocating
Ø Proses yang memerlukan head tinggi
Ø Kapasitas fluida yang rendah
Ø Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)
Ø Liquid yang mudah menguap (high volatile liquid)
Ø Pompa sentrifugal
Ø Konstruksinya sederhana dan murah
Ø Kecepatan putarannya stabil
Ø Dapat dihubungkan langsung dengan motor pengendali
Ø Discharge linenya bisa ditutup sebagian atau bisa ditutup penuh
tanpa merusak pompa.
Ø Dapat menangani liquid yang mengandung solid yang banyak.
Ø Ongkos perawatan lebih rendah bila dibandingkan dengan reciprocating
pump.
Þ Prinsip kerja
pompa sentrifugal:
Fluida
Masuk melalui bagian suction yang dihubungkan secara cocentric dengan suatu
poros yang mempunyai element yang berputar secara cepat yang disebut impeller.
Impeller ini mempunyai baling-baling radial.
Liquid
mengalir masuk dan keluar ruangan antara dua vane dan meninggalkan impeller
dengan kecepatan yang tinggi, kemudian ditampung dalam casing yang berbentuk
spiral yang disebut volute, dan meninggalkannya secara tangensial melalui
discharge. Di dalam volute ini velocity head dari liquid dirubah menjadi
pressure head. Tenaga untuk memutar impeller diperoleh dari luar, yaitu dari
direct connected motor pada kecepatan konstan biasanya sekitar 3500 rpm.
Þ Kavitasi :
Kondisi
dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di dalam pompa
akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan
denganimpeller atau casing.
Þ Ciri – ciri
kavitasi :
Ø
Suara berisik
Ø
Adanya getaran pada pompa
Ø
Bunyi dengung keras pada pipa
Ø
Tekanan buang yang fluktuasi
Þ Penyebab kavitasi :
Ø Luasan aliran pada mata impeller pompa biasanya lebih kecil dari daripada
luasan aliran pipa hisap pompa atau luas aliran yang melalui baling baling
impeller. Ketika cairan dipompakan memasuki mata pompa sentrifugal, pengurangan
luas area aliran terjadi seiring penambahan kecepatan aliran seiring dengan
pengurangan tekanan.
Ø Jumlah aliran pompa yang lebih besar, penurunan tekanan yang lebih besar
antara lubang hisap pompa dengan mata impeller. Jika tekanan yang turun cukup
besar, atau temperatur cukup tinggi, tekanan yang turun mungkin cukup untuk
menyebabkan kavitasi .
Ø Banyak gelembung udara terbentuk akibat tekanan yang jatuh di ujung
impeller di sapu oleh baling baling impeller melalui aliran fluidanya.
Ketika gelembung udara memasuki daerah dimana tekanan local
lebih besar dari tekanan uap yang menjauhi baling baling impeller, tiba
tiba meletup. Proses pembentukan gelembung udara dan berikutnya meletup di
dalam pompa disebut kavitasi.
Ø Friksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pompa inlet
besar (Hfs>>), sehingga dapat mengurangi NPSHA.
Ø Menurunnya tekanan absolut atau karena ketinggian (PA<<), dimana
tekanan absolut yang tinggi sangat dibutuhkan untuk menaikkkan NPSHA. Penurunan
tekanan absolut di dalam tangki disebabkan karena tekanan hidrostastis fluida
yang semakin kecil karena level cairan akan semakin rendah karena cairan di
dalam tangki semakin lama semakin berkurang jumlahnya.
Ø Naiknya temperatur dari pompa liquid (PV>>), peningkatan temperatur
disebabkan karena adanya gesekan fluida, sehingga dengan naiknya temperatur
tekanan uap fluida juga akan meningkat. Jika tekanan uap semakin besar maka
kemungkinan terjadinya kavitasi akan semakin besar.
Þ Akibat
kavitasi :
Ø
Kavitasi menurunkan performa pompa, menyebabkan
fluktuasi jumlah aliran dan tekanan buang.
Ø
Menyebabkan kerusakan komponen pompa bagian dalam.
Ketika pompa mengalami kavitasi, gelembung udara terbentuk didaerah tekanan
rendah tepat sebelum putaran baling baling impeller. Gelembung uap kemudian
bergerak pada baling baling impeller, dimana mereka meletup dan
menyebabkan kejutan secara fisik, pada sudut depan baling baling impeller.
Kejutan secara fisik membuat bintik bintik kecil pada bagian ujung baling
baling impeller. Setiap bintik bintik kecil mempunyai ukuran mikron, tetapi
akibat akumalasi dari jutaan bintik bintik ini dari waktu kewaktu benar benar
merusak impeler pompa.
Ø
Menyebabkan kelebihan getaran pada pompa, yang mana
bisa menyebabkan kerusakan bearing pompa, ring penahan aus dan seal – seal.
Þ Cara
mengatasi kavitasi :
Ø
Tekanan fluida pada semua titik dalam pompa harus
dipertahankan diatas tekanan uap. Jumlah yang digunakan untuk menentukan
supaya tekanan zat cair yang dipompa mampu mengindari kavitasi adalah
tinggi tekan hisap dikenal dengan NPSH (Net Positive Suction Head).
Ø
NPSH yang tersedia harus lebih besar atau sama
dengan NPSH yang dibutuhkan, NPSHa ≥ NPSHr.
NPSH yang tersedia (NPSHa)
Tekanan
yang dibutuhkan pada suction pompa yang lebih tinggi daripada tekanan uap
cairan yang dipompa.
NPSH yang dibutuhkan (NPSHr)
NPSH minimum untuk menghindari
kavitasi.
Ø Meningkatkan NPSHA
Ø Cara
meningkatkan NPSHA :
Ø Menambah tekanan pada hisapan pompa dengan cara meninggikan level zat
cair di dalam tanki atau menambah tekanan pada daerah di atas zat cair untuk
menambah tekanan hisap.
Ø Mengurangi temperatur zat cair yang dipompakan. Pengurangan temperatur
zat cair yang dipompakan sehingga mengurangi tekanan uap yang akibatnya
menaikan NPSHA.
Ø Mengurangi kehilangan head pada pipa hisap pompa dengan cara menambah
diameter pipa, mengurangi jumlah elbow, katup dan fiting pada pipa, mengurangi
panjang pipa.
Ø Mengurangi NPSHR pompa
Ø Cara
mengurangi NPSHR :
Ø Pengurangan jumlah aliran yang melalui pompa dengan pengecilan
katup buang akan mengurangi NPSHR.
Ø NPSHR tergantung pada kecepatan pompa yaitu semakin cepat impeler pompa
berputar maka semakin besar NPSHR. Oleh karena itu kecepatan pompa harus
dikurangi, sehingga NPSHR pompa akan berkurang.
Sumber : Perpustakaan Universitas Mercu Buana
No comments:
Post a Comment